- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Oleh:
Edy Saputro Cahyo
Manusia
seperti apa yang hidup dalam lingkup hutan ini. Dia memanfaatkan segala yang
ada untuk dirinya. Kalaupun ada tempat yang mampu memberikan pengampunan, pasti
dia akan tempati. Dana yang ada juga tidak ada alias tidak cukup. Wanita yang
jauh di sana, terpaksa dia bohongi. Masalah dana masih ada, masalah tempat
masih ada, tetapi apa yang sekarang terjadi. Mandi sajapun masih pikir-pikir
dan lihat ke kanan dan ke kiri. Melihat wajah-wajah yang rapi sedang duduk di
depan ruang dosen. Meskipun demikian hidupnya, itulah apa adanya.
Masalah
mandi, kencing dan buang tahi, ketika air tidak ada, akan membuat binggung
kepala. Masih ada pilihan di masjid-masjid yang banyak airnya. Tetapi apakah
mungkin iya, dia akan ke masjid. Kini dia
telah menjadi penghuni hutan ini. Sata berlabuh di semester 9 dan mungkin
sampai semester 10. Itu adanya. Dia tidak memiliki dana yang lebih untuk
memiliki tempat-tempat yang nyaman, seperti kosan dan kontrakan. Kalau sudah
terjadi seperti di atas, mau tidak mau, malu tidak malu dia akan numpang di
kosan teman. Untunglah masih ada teman yang baik. Walaupun di hati teman tidak
tahu apa yang difikirkan.
Masih
masalah air, musim kemarau memang membuat sumber mata air ambles terlalu dalam. Masalah mandi, kencing
dan buang tahi menjadi masalah besar. Pada jam-jam aktif kuliah saja, air bisa
diperoleh. Itupun dalam hitungan jam sudah cepat habis. Kalaupun tidak
cepat-cepat dan terdahului teman yang lain. Untung saja, pembagian merata ada 6
kamar mandi. Panas yang dirasakan sangat panas dan malam sungguhlah dingin.
Kembali
lagi dengan air. Musim kemarau telah berlalu. Namun, air yang ada seminggu yang
lalu sungguh melimpah ruah. Bak-bak mandi selalu penuh, kran-kran depan sarang
juga terus mengalir. Tumbuhan tersenyum menyambut air yang berdatangan. Apalagi
dia yang berharap untuk kebutuhan hidup sehari-harinya, sungguhlah senang. Kenyataan
hari ini semua kebinggugan mencari air. Wanita-wanita yang kebelet kencing, di
tahan dan di bawa pulang. Kalau laki-laki masalah kencing masih bisa di buang
keman-mana, masalahnya ketika mau mandi itu yang dibinggungkan.
Kran
dan kamar mandi telah hilang mata air. Mau tidak mau, harus numpang di kosan
teman. Apa yang telah di rahasiakan mereka tentang air. Apakah itu sebuah permainan yang membuat semua
manusia binggung. Apakah juga permaianan-Nya. Semua tidak ada yang pasti. Untunglah
ada teman yang mau membawa air kencing dan tahinya di taruh di kosan.
Air
telah membuat dia di hutan rimba ini pusing. Sampai-sampai ada manusia yang
selain dia, yaitu kita yang rajin sholat dan waktu sholat jumatan, kita
urungkan tidak jumatan. Kita menyalahkan Tuhan. Tetapi semua itu sebuah alasan
kita akan jauh dari-Nya.
Komentar
Posting Komentar