Aku Dipanggil Pak.!

P

AK!!!
Oleh: Edy Saputro Cahyo

Berisik sekali mereka berucap. Aku di tengah lobi seakan suara mana yang harus aku dengar. Lantang, seperti diktator kejam si Adolf Hitler. Kapan mereka telah membersihkan kakinya memasuki  ruang bersih ini. ketika sudah dibersihkan oleh pejuang sampah di hutan rimba. Si satpam sengaja membuat mereka berkeluh dengan acara yang dilaksanakan. Hujan sore tadi sangat deras, seperti kemaraian di lobi ini. Deras dan membuat kepala basah kuyup. Seruan sapa-sapaan telah ada sejak pukul 18.00.  semua seakan berbeda dengan suasana sore tadi yang sepi, hanya aku dan si satpam sedang memilih video-video lucu. Hanya hujan yang membuat keramaian sore tadi, tak ada sedikit suara manusia-manusia yang menyindir.
Ada satu manusia gendut membuntuti satpam yang membawa kunci. Berharap meminjam ruangan tanpa ijin. Satpam mengoda mental dan berparas sombong seperti ada kesibukan tersendiri. Manusia-manusia itu duduk di depan dan di samping kiriku. Menyibukkan dengan memainkan HP. Suara yang rame tadi sedikit hilang dengan auman dari aku. Husssssss………! Manusia-manusia itu terdiam dan lebih berbisik kepada manusia yang di sebelahnya. Apa yang mereka bisikan, apakah mereka telah menyindir aku.
Apa tidak salah aku dipanggil dengan Pak!. Manusia yang lugu dan tidak pernah mengenal aku.  Mendekati dan memanggil aku dengan kata Pak. Memangnya manusia itu buta. Padahal saya sedang sibuk memainkan laptop dan jelas laptop yang aku gunakan banyak tempelan-tempelan stiker. Masih saja aku dipanggil Bapak. Wah, ini sungguh kelewatan manusia itu. Apakah manusia itu angkatan baru.  Aku dibilang Pak Satpam. Bertanya kunci kepadaku. Jelas-jelas kawananan manusia lain mengenal ak, bahwa aku mahasiswa. Ini kejadian yang ketiga kalinya aku alami selama berada di lobi. Wajahku memang sedikit tua atau banyak tua atau boros. Apakah mungkin dari cara berpakainku. Pakai kaos oblong dan celana pendek memompa rokok, masuk keluar mulut.
Si satpam yang sedang keluar sebentar membeli nasi dan rokok. Tetapi si satpam ini lama hingga satu jam. Terlihat manusia-manusia menunggu satpam ini. aku yang duduk dan memainkan keyboard, tetap saja dipanggil Pak. Wah kelihatan manusia-manusia sore ini main lelucon terhadapku. Manusia-manusia berjejer tambah ramai dan berucap keras lagi. Aku sendiri berbisik, hussssssss, sudah tidak dihiraukan lagi. Seperti pasar tumbah dengan mulut yang meluap.
Aku sesekali menenggok ruang satpam. Karena aku dipasrahi untuk menjaga selama si satpam keluar. Apakah itu yang membuat manusia-manusia yang berkata Pak memanggilku. Biarlah sesuka hatinya. Aku acuh dan menyibukkan diri kembali ke tempat duduk semula. Motor-motor juga diam dan duduk manis pada tempatnya. Lebih baik aku juga berdiam diri, biarkan manusi-manusia itu berbisik dan memanggil aku dengan Pak.
.........................................
Lobi, 29 November 2014


Komentar