Kebersamaan Malam


oleh: Edy Saputro Cahyo
Himakopaji, 26-27 Desember 2014

www.tribunnews.com
Malam tangisan bahagia. Kalian telah membuat aku meneteskan air mata, wajah baru juga. Air mata timbul dengan dua ancaman, terancam karena ikut merenungi suasana, terancam dengan kecintaan kebersamaan. Malam yang letih, bukan masalah buatku dan kalian yang selalu merenung di setiap malam tanpa memperhatikan waktu. Tetapi, wajah-wajah baru telah membuktikan wajah lusuh, wajah malas, wajah kecapekan, wajah ngatuk, wajah letih telah kalian ubah dengan semua kenyataan malam. Malam tangis dengan berbagai keadaan tetap satu kebersamaan. Saat itu aku hanya mampu menjawab aku akan menjadi teman ngopi, dengan ngopi semua itu ada, dan selama aku bersama kalian. Kalian mampu tertawa, bersedih, pusing dengan suatu kasus yang ada. Justru malam itu berbeda dengan malam-malam ini saat aku ngpoi bersama kalian. Tangisan ini akan mampu mengetarkan kebersamaan dan rasa memiliki yang nanti akan kalian ciptakan. Lama aku tidak meneteskan air mata, hampir 2 tahun lebih aku tidak meneteskan air mata. Orang-orang yang telah membenci kalian kini mereka sadar, bahwa kalianlah yang dibenci akan menjadi motivasi dan bisa mengubah keadaan malam. Ucapan-ucapan sepatah kata tak mampu diluapkan secara jelas, desakan air mata telah menganjalku dan wajah baru.
Kalian mencipatkan suatu yang kreatif dalam urusan keseriusan. Semua wajah baru telah memberikan kesanggupan mendampingi dan mau menjadi patner kalian yang nantinya dalam perjalanan kisah 1 periode, tetapi kisah itu tak akan berhenti 1 periode saja. Aku yakin kisah itu akan selamanya melekat dalam hati kalian. Memang waktu bukan menjadi masalah saat kita bersama. Dimanapun juga saat bersama akan ada tangan-tangan yang merangkul dalam kisah yang dibuat.
Ucapan wajah baru, “membuat itu adalah hal yang mudah, tetapi mempertahankan adalah sebuah tantangan”. Sekarang buatlah kisah baru dan pertahankan dengan sekuat tenaga dengan kebersamaan. Wajah baru lain mengucap dengan tangisan “Aku adalah orang yang tidak bisa organisasi, tetapi aku ingin belajar”. Kalimat itu yang membuat semangat tersendiri, dengan adanya kekurangan pada diri kalian, dengan adanya keinginan yang kuat seperti wajah baru kalian pasti akan bisa. Aku memang tidak perlu membeda-bedakan , justru dengan sebuah perbedaan itu akan ada sebuah warna yang indah. Seperti pelangi , kalau hanya warna merah  tidak akan indah. namun apabila ada beberapa warna di sanalah keindahan ada. Di balik sebuah keindahan belum tentu akan terdapat kebahagian. Ini yang terlihat dalam perbedaan yang ada , kalian semua memiliki perbedaan tetapi perbedaan itu justru akan membuat kalian indah. Keindahan yang dibuat juga belum tentu bahagia, di situlah kalian yang sudah mempunyai pemikiran yang tajam akan mengukir kisah baru untuk menjadikan indah.
Banyak wajah baru lainnya yang berceloteh indah, namun keindahan yang mereka katakan itu perlu bimbingan kalian semua. Karena dengan usaha yang telah wajah baru utarakan aku melihat kalian peduli. Malam-malam berkumpul, tidak akan lepas yang namanya kisah cinta yang kalian buat kekonyolan dan di sela-sela itu pasti akan menyelinap kata-kata organisasi. Kalian telah memberikan waktu, pemikiran dan tenaga selama 1 periode yang lalu untuk PORSA.  Walau dengan tantangan kalian harus berpisah dengan teman yang kalian sayangi. Di manapun teman yang telah kita rajut, mari kita gapai tangan mereka kembali dengan sekuat tenaga dengan wajah-wajah baru yang mempercayakan kepada kalian untuk menjadi calon. Ingatkah wajah baru “ Bukan hanya satu kepala yang akan menangung masalah, tetapi ada banyak kepala”, mereka sudah mempunyai niatan untuk nantinya membantu kalian.
Aku membuat catatan ini, karena aku telah janji, tetapi ini bukti aku juga peduli dengan kalian semua. Dalam perjalanan apapun, Pasti tak akan berjalan dengan kesuksesan. Semua ada kekurangannya, kekurangan yang semua kalian malam itu juga dengar  dari wajah baru. Kalau kalian telah bisa membuat kami semua meneteskan air mata kebersamaan, berarti kalian juga akan bisa membuat perjalanan meneteskan kekurangan selalu untuk kebersamaan. Malam itu, malam yang lebih melebihi malam-malam lainnya saat aku bersama kalian. Kalau air mata sudah bertabur, keikhlasan telah menyentuh sanubari perasaan. Disitulah adanya niat walaupun itu kecil, dengan perkataan kalian bahwa jabatan bukanlah hal yang utuh. Tetapi kalian tetap kalian, bagaimana kalian bekerja memikul beban tetaplah itu kalian. Filosofi yang dipandang dengan menganggap ketum adalah sebuah jabatan semata, memang itu benar. Malam itu, perwujudtan kalian merangkul dan mengajak melangkahkan kaki bersama yang memang ada. Wujudnya adalah sebuah tangisan dan kesedihan bahagia atas kebersamaan malam. Sebaik-baiknya orang pasti ada kekurangannya, sejahat-jahat orang pasti juga ada baiknya. Seperti lagunya Iwan Fals, “kalian dipilih bukan dilotre”. Kalian menangis iklhas bukan  dipaksa.



Komentar