- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Oleh: Edy
Saputro Cahyo
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Benih kesabaran telah dihayati searah
jalan yang tiada putus. Kesabaran pupus ditelan iba yang berkepanjangan. Pencekalan
kisah pertalian cinta yang sah mendua diterpa sosok wanita sedarah. Meniupkan
ego dengan kiprah membosankan. Psikologi diresapi melantunkan warna putih di
sekujur tubuh, oleh cinta. Kata berpisah tidak tersuratkan dalam nyawa
kehidupan tangis, begitupun Tak ditemukan cinta dalam persembunyian.
Melewatkan dan mensia-siakan pertalian
cinta selama 6 tahun . Wanita akan terpengaruh dengan keadaan hidup bersama
lelaki yang dijalani. Memiliki cinta
yang mati tertumpaskan nasib di atap duniawi. Desakan mencurahkan tekanan
kebosanan. Bilah-bilah waktu dapat
tergoyahkan atas perlakuan bibir yang mencibir. Satu atap keluarga yang
seharusnya mampu melawan gejolak ancaman terjalnya cinta. Terurai oleh
kebiasaan yang menimpal kejenuhan hati. Kesediaan berlabuh walau penuh keluh ,
akan terbukti di kesetiaan cinta.
Deretan rumah tiap malamnya selalu diam
dan tenang, sesekali ada tangisan bayi. Suara bayi akan lekas berhenti,
tersontak dengan suara-suara malam. Tembok yang tak mampu menahan suara
reruncing nada, menelaah telinga-telinga bayi untuk diam. Malam adalah bisikan kebutuhan
, siang adalah hentakan tangan, sore adalah letusan bibir manja nan sakit selalu berbunyi. Deretan rumah kedua dihuni
oleh seorang pasangan suami-istri yang telah lama menjalin cinta kasih. Rumah-rumah
telah banyak mendendangkan suara-suara bayi, tetapi rumah bernomor B2 belum
juga ada tangisan bayi.
Waktu bersama selalu diselimuti
tantangan nasib cinta. Cinta yang seharusnya tak ada ujungnya, mereka buat
ujung sendiri. Cinta diputuskan tidak
dengan sebuah kata, namun dengan sebuah pergerakan menjabat tangan wanita
sedarah. Tujuan keduanya mengejar bahagia resah. Sebagai kepala keluarga Rio mampu memenuhi
kebutuhan hidup. Bersama Nia, istri yang telah hidup satu atap selama 6 tahun,
tetapi belum ada suara tangis seorang bayi. Perjalanan cinta yang sudah
bertalian dengan sakral, selalu banyak medan ancaman yang mampu dilewati. Hanya
suara bayi yang tak terpapang dalam keberisikan rumah. Mereka salah tingkah.
Ketrentraman tak terlihat jelas dalam
pandangan orang tua. Sesosok orang tua melihat mereka telah bahagia. Kepercayaan
yang diemban akan menjuluki diri mereka sendiri. Cinta berujung pada sebuah
pencurian hati yang telah diikat secara kuat dalam atap keluaraga. Nia yang selalu pasrah dengan keadaan yang
dialami, suara bayi yang tidak ada membuat Nia merubah sifat-sifatnya. Nia
memberantas sifat yang telah diubahnya menjadi kebencian pada pertalian cinta. Nia
telah membuat keputusan sendiri tanpa ada negoisasi kepada siapapun. Letupan
keadaan membuat Nia mengubah arah pemikiran cinta. Siapa yang mandul tidak
pernah terbuktikan, Sebab Nia dan Rio saling percaya kepada Sang Pencipta. Keduanya
telah sepakat tidak melakukan kecurangan tindakan. Tetapi ujung-ujungnya Nia
mengingkari, demi menciptakan kebosanan.
Kebosanan yang telah Nia fikirkan
secara matang, untuk menghijrahkan hati Rio ke wanita lain. Nia telah
mengingkari suatu kesepakatan yang dijalin. Ternyata Nia diam-diam pergi ke
pukesmas, kemana lagi kalau bukan memriksakan rahimnya. Hasil yang dikantongi
dalam suatu tulisan adalah mandul. Membuat hati Nia terpukul dan terpuruk
memikirkan nasib kesakralan cinta. Harapan besar tiada arah untuk tetap
bersama. Nia juga tidak pernah berbagi cerita, namun dia memiliki cinta yang
cukup besar kepada Rio. Tetaplah Nia mengganggap dirinya adalah wanita yang
tidak berguna. Apalagi atap telah lama tidak ada suara tangis bayi.
Langkah akhir yang akan diambil Nia
yaitu membuat Rio bosan, dagar Rio mengucap menceraikan Nia. Rio adalah pria
yang setia, karena cintanya pada Nia sungguhlah besar. Rio yang bekerja di Bank
sebagai manager, membuat Nia membulatkan niatan untuk selalu meminta uang. Kegiatan
Nia untuk menghabur-haburkan uang. Pagi dan malam, Rio selalu ditinggal keluar.
Kejadian itu membuat Rio mengamati perubahan yang dialami Nia, beranggapan dia
telah mempunyai selingkuhan. Padahal Nia pagi dan malam keluar hanya ke rumah
Pamanya, demi menciptakan fikir jelek terhadap Nia. Kalaupun Nia meminta cerai secara tersurat,
Rio tidak akan mau. Tetapi rencana nakal yang dilakukan berharap berhasil.
Nia : Mas , mana uangnya saya mau
belanja-belanja kain sutra.
Rio : Kenapa kamu sekarang berubah, ada apa
dengan hidupmu?.
Nia : Aku hanya ingin minta uang, Mas punya
tidak?. (Sambil membentak)
Rio : Iya, ini ada.
Nia telah membuat adegan drama yang
sungguh membuat suaminya tunduk. Setiap hari perlakuan Nia hanya meminta uang. Kejadian
demi kejadian membuat hati Rio benar-benar membenci Nia. Tetapi dalam lubuk hati Rio tetap mencintai
Nia. Rio mencoba mendatangi rumah orang tua dan pamanya , bertanya-tanya dengan
perubahan Nia. Tetapi keduanya juga tidak mengetahui, pamannya juga pandai
dalam kebisuan kejujuran. Orang tua
menyarankan , semua permasalahan dapat diselesaikan berdua tanpa melibatkan
mereka semua. Rio beranjak kembali ke rumah pamannya Nia, dia juga
mempertanyakaan perubahan pada diri Nia secara jujur. Sebenarnya Rio sudah
mengetahui gerak palsu yang dilakukan paman. Pamannya juga menjawab dengan
tidak mengetahui. Beranjak keluar rumah dia melihat sesosok wanita yang sangat
cantik. Wanita yang sedang mepermainkan keindahan bunga-bunga, sama
kecantikanya dengan Nia. Tingkahnya lemah lembut bak bunga yang diam dan indah
dipandang. Hati Rio sedikit tergoyahlan.
***
Malam selalu dibuat adegan pertempuran
mulut, yang dilontarkan Nia kepada Rio, tetapi tidak mempan. Sebenarnya hati
Rio dibentengi dengan kekuatan rasa yang dalam. Hati yang telah runtuh dengan
sosok wanita lain, membuat Rio mampu mengawali adegan bentak-membentak Nia, tetapi
justru membuat hati Rio sakit. Malam
selalu dibuatnya suara-suara yang telah meramaikan atap, melebihi keramaian
suara-suara tangisan seorang bayi. Malam hanyalah pertengkaran. Nia cepat-cepat
mengharapkan diceraikan, tetapi tidak pernah terucapkan dari bibir Rio. Tiba-tiba dalam sebuah percekcokan malam yang
sepi, ada seseorang yang mengetuk pintu. Pertengkaran terhenti, suara sapaan
telah memahat ingatan Nia, bahwa dia adalah Pipit adik sepupunya. Nia menyambut
adiknya dengan keluh tangis. Perasaan Pipit tersontak ingin mengetahui sebab
kakanya menangis. Bergandeng tangan, menuntun Nia duduk di kursi yang panjang. Beranjak
Nia berdiri ingin membuatkan teh adiknya, namun tangan Pipit bergelantung
menahannya. Nia tersudut sedih palsu, dan menghelaikan tangan Pipit pada pundaknya.
Pipit sungguhlah senang Nia bersedih, Niapun pergi dengan air mata yang telah
bercair.
Rio hanya duduk dan terdiam melihat jejak
perubahan istrinya. Kebetulan Pipit juga ingin membantu menyelesaikan keadaan
yang ada dalam keluaraga Nia. Rio mengalihkan dan duduk bersama Pipit. Ajakan
Pipit membuat cerita tersendiri. Ucapan Rio bercerita panjang lebar tentang Nia,
sampai ahirnya hati Pipit terketuk dan menyukai Rio. Tujuan utama Pipit belum tersampaikan. Rio juga memiliki rasa yang sama, benih cinta yang
tertanam bersama indahnya bunga. Keduanya tidak mengungkapkan isi hati. Lirik
mata menandakan mereka telah jatuh cinta. Pintu yang terbuka meniupkan udara malam. Ketenangan
malam membuat hati terolesi lumuran cinta Rio dan Pipit. Takut terjadi hal yang
terlalu dalam dengan sebuah lirikkan, Pipit akhirnya memutuskan pulang. Sebuah
alasan denyutan jantung karena telah larut malam.
Kebutaan Nia terhadap perjalanan cinta
Rio dan Pipit tak berhembus. Untaian cinta Pipit dan Rio medominsi keseluruhan
kesedihan hati. Pada suatu ketika mereka bertemu dalam sebuah perjalanan. Lagi-lagi
ketidaksengajaan menjadi anugrah jodoh. Masih terlalu dini dalam hantaman
sebuah cinta, Rio memutuskan mengajak Pipit
untuk berbicara di luar. Di sebuah restoran mereka telah mengadu nasib cinta
yang malu-malu berucap. Ditemani minuman
jeruk, lagu-lagu melankolis membuat suasana hati yang berdebar kebingungan. Akhirnya Rio memberanikan diri untuk berucap. Walaupun
sebatas ucapan bosa-basi. Tetapi Pipit sebaliknya menanyakan tujuan utama,
mengajak dia ke restoran. Riopun langsung terus terang, kalau dia menyukainya.
Perasaan yang tidak tertahan meletus dari ucapan manis, Pipitpun menempelkan
kata cinta pada Rio. Akhirnya mereka
membuat kesepakan bersama untuk membuat cinta. Cinta yang tak akan diketahui
siapapun. Sebuah cinta yang tersembunyi.
***
Tingkah laku yang dilakukan Nia, kini
juga ditirukan oleh Rio. Tetapi justru Nia senang. Rio selalu melakukan
pertemuan dengan Pipit, cinta mereka telah muncul dan mampu mengalahkan cintanya
pada Nia. Mereka menjalin hubungan secara diam-diam. Pada ujung-ujungnya Rio ingin menikahi Pipit. Walapaun
Pipit juga mencintai Rio, tetapi dia ragu dengan keadaan yang diputuskan. Pipit
perlu menimbang situasi.
Rio : Apakah engkau mau menikah dengan aku
Pipit.
Pipit : Aku masih binggung, tetapi hubungan ini
juga sudah terlanjur.
Rio : Kau binggung kenapa, tidak perlu
dibinggungkan. Aku akan menceraikan Nia. Itu kan yang membuat kamu binggung.
Pipit : Ya, tetapi ada kebingunggan yang lebih
kuat. Takut dengan keluarga dan Mbak Nia.
Hati Pipit sangat binggung dengan
ajakan nikah dari Rio. Tetapi kalapun dia mau dinikahi, pasti keluarga tidak
akan mengijinkan, dan Pipit juga memikirkan nasib kakaknya. Dengan kata lain, Pipit menolak ajakan nikah
dari Rio. Memang sebuah cinta tidak harus memiliki. Inilah yang dilakukan Rio
dan Pipit. Keluarga tidak ada yang
mengetahui hubungan Pipit dengan Rio, begitupun Nia. Padahal Nia berharap
dirinya diceraikan. Agar dapat melihat Rio bahagia, tetapi Rio tertahan dengan
ucapan cerai. Sebuah permintaan cinta yang tersembunyi. Sebab Pipit juga akan bahagia melihat kakaknya bersama
Rio, walau disisi tersembunyi Ro adalah milik Pipit. Menolak ajakan nikah demi
kebahagiaan Nia dan kebahagiaan Pipit sendiri.
Hubungan percintaaan yang tersembunyi
membuat kilaun emas. Kebahagian Rio
telah diobati dengan adanya wanita lain yang mampu menghilangkan kepeningan
dengan tingkah laku Nia. Usaha utama Nia tetap membuat drama kebencian cinta
yang akan terus ditanamkan untuk meraimaikan malam. Nia binggung usaha yang
dilakukan tidak justru membuat Rio bahagia. Padahal, pada mulanya Rio selalu marah dan
sering membuat keramain. Kini Rio tidak pernah marah kepada Nia, sebab Rio
sudah menjalin hubungan secara diam-diam dengan Pipit. Walau ajakan nikah tidak
jadi, ajakan selingkunya tetap menjadi-jadi.
Nia binggung dengan keadaan Rio, dalam fikirnya seharunya usaha yang
dilakukan berhasil, sedikitpun hati Rio tak tersentuh dengan perbuatan Nia. Hati
Nia kini tersontak membuat cara lain agar Rio mau menceraikan dia. Cara yang
telah dilakukan tetap saja tidak dapat memepengaruhi Rio.
Rio akan selalu hidup bahagia dalam
pertengkaran malam dengan Nia. Rio juga ingin mendengarkan Nia mengucapkan kata
bercerai. Karena kalau Nia dapat meminta itu, sebuah kesempatan emas bagi Rio
agar dapat menikahi Pipit. Sebab Pipit tidak ingin Rio menceraikan Nia. Niapun
akan lebih bahagia apabila Rio dapat menceraikannya. Semuanya membuat binggung hati dan perasaan
Nia dan Rio. Semuaya tidak ingin mengakui kalau mereka berdua ingin dicerai. Di
luar sana dengan kebingungan yang dialami Nia dan Rio, Pipit bahagia dengan
cinta yang dimainkan mengikuti arus air mengalir. Mata Nia telah terselimuti
uang, Mata Rio telah dibenamkan takdir mencinta, Mata Pipit telah tersirat
bahagia dengan cinta.
----------------------------------------------------------
Jember , 21
Desember 2014
Rembulan
yang bercerita melihat cinta
Komentar
Posting Komentar